Monday, April 24, 2006

Fushigi Yuugi: Genbu Kaiden

Genre: adventure, action, fantasy, comedy, romance

Suka baca cerita? Mungkin banyak yang setuju kalau aktifitas ini bisa bikin berimajinasi. Wajar kalau cuma berimajinasi. Tapi kalau masuk ke dalam buku dan menjalani sendiri petualangannya? Asyik juga mungkin jadi hero. Tapi sadar atau tidak, pahlawan tidak beda dengan tumbal yang merelakan diri demi siapa pun yang ingin dibelanya. Sama dengan kehidupan, sebuah kisah tidak selalu berakhir indah. Pertanyaannya, siapkah kita menjadi pahlawan untuk cerita yang endingnya tidak sesuai harapan?



Membaca judul di atas, penggemar karya Yuu Watase pasti tahu kalau serial ini adalah prekuel Fushigi Yuugi yang booming tahun 1995. Bersetting tahun 1900-an awal, Genbu Kaiden menjelaskan, bagaimana seluruh petualangan dalam Fushigi Yuugi terjadi. Meski endingnya tercantum dalam serial pendahulunya, rugi kalau komik ini dilewatkan, karena Genbu Kaiden menawarkan cerita yang jauh lebih dramatis dan emosional, tanpa kehilangan unsur humor. Apalagi para fans menilai, artwork dan kemampuan Watase mengolah cerita mengalami peningkatan dalam serial ini.


Genbu Kaiden masih menceritakan seorang gadis yang tersedot ke dalam buku 'Universe of the Four Gods of Heaven and Earth' yang harus menjadi Priestess (pendeta) dan memanggil salah satu dari 4 dewa binatang agar bisa kembali ke dunia di luar buku. Dalam cerita ini dewa yang dimaksud adalah kura-kura hitam Genbu. Takiko Okuda, tokoh utama Genbu Kaiden adalah orang pertama yang masuk ke dalam buku dan menjadi Priestess. Tugasnya, mencari 7 Seishi Genbu (prajurit pelindung) yang identitasnya diketahui dari simbol hitam di bagian tubuh mereka. Setelah 7 orang itu terkumpul, barulah Genbu bisa dipanggil dan mengabulkan 3 permintaan Priestess demi keselamatan Hokkan, negeri pemuja dewa itu.

Sampai sini, inti cerita Genbu Kaiden sama dengan Fushigi Yuugi. Bedanya, konflik cerita Genbu Kaiden jauh lebih dalam dan rumit dibanding serial pertamanya. Kalau Fushigi Yuugi memberi porsi lebih besar pada dilema percintaan antar tokoh utama, Takiko dalam Genbu Kaiden justru dipusingkan oleh para Seishi yang menolak bekerjasama. Ditambah lagi serangan negeri Kutou yang menghalangi kemunculan Genbu dan kebencian sebagian besar rakyat Hokkan sendiri terhadap Priestess dan Seishinya yang dianggap pembawa sial. Tapi toh, niat Takiko memanggil Genbu terlalu kuat untuk dikalahkan, terutama karena keinginannya meminta dewa itu menghidupkan kembali ibunya yang meninggal. Takiko terus berjuang tanpa tahu konsekuensi apa yang menunggunya di akhir cerita.

Character

Takiko Okuda (Priestess of Genbu)

Umur: 17
Keahlian: menggunakan Naginata (semacam tombak Jepang)
Bersama Yoshie, ibunya, Takiko pindah dari Tokyo ke Morioka, demi kesembuhan Yoshie yang terserang TBC. Sayangnya, kondisi sang ibu tak kunjung membaik. Baru beberapa minggu di Morioka, Einosuke, ayah Takiko yang seorang penulis novel sejarah, datang dari pengembaraan. Saat diminta menemani istrinya yang sekarat, Einosuke menolak dengan alasan sibuk mengerjakan terjemahan kitab 'Shijin Tenchisou' (Universe of the Four Gods of Heaven and Earth) yang didapatnya selama riset di Cina. Tepat ketika terjemahannya selesai, Yoshie meninggal dunia. Dibakar kemarahan, Takiko mencoba merobek naskah terjemahan itu, tapi yang terjadi justru di luar dugaan. Takiko menghilang di balik cahaya keperakan dan muncul di padang salju. Belum habis bingungnya, Takiko dikejutkan oleh monster dan seorang gadis yang terantai di dekatnya.

Rimudo Roun (Uruki)

Umur: 16
Arti simbol: wanita
Lokasi simbol: dada
Keahlian: mengendalikan angin
Pertama bertemu Takiko, Uruki adalah gadis yang sedang dikorbankan pada monster. Ternyata Uruki bukan gadis biasa. Dengan kekuatan anginnya, monster kalah dalam sekejap. Karena Uruki tiba-tiba terserang demam, Takiko membawanya ke penginapan dan di sinilah ia mendapati kalau orang yang dirawatnya ternyata seorang pria!! Uruki berubah menjadi wanita saat muncul simbol hitam di dadanya. Itu pertanda bahwa Uruki adalah Seishi Genbu dan hanya dalam wujud wanita kekuatan anginnya bisa digunakan. Meski begitu, ia menolak peran sebagai Seishi dan terus menjauhi Takiko. Tapi takdir berulang-ulang mempertemukan mereka sampai akhirnya Uruki tak bisa lagi mengingkari keinginannya melindungi Takiko. Sebenarnya Uruki adalah putra mahkota Hokkan. Hanya karena ramalan tentang raja Hokkan yang kelak mati di tangan putranya, ia terusir dari kerajaan. Perseteruan dengan sang ayah, menjadikannya buron kerajaan dan sasaran para pemburu hadiah.

Chamuka Tan (Tomite)

Umur: 16
Arti simbol: kehampaan
Lokasi simbol: bahu kiri
Keahlian: memanah dan menguasai kekuatan es
Bounty Hunter ini awalnya terobsesi menangkap Uruki, sampai menyandera Takiko yang dikiranya kekasih buron itu. Kesalahpahamannya berakhir ketika menyadari bahwa Takiko adalah Priestess of Genbu yang datang dari dunia lain. Meski kasar (dan agak hentai ^^) Tomite tidaklah jahat. Ia bahkan cenderung naif dan lebih takut pada ibunya dibanding pembunuh berbahaya ^^; Meski awalnya tidak berminat menjadi Seishi, berkat dukungan (atau paksaan?) ibunya, Tomite menjadi Seishi pertama yang mau membantu Takiko sepenuh hati.

Zara Erutai (Hatsui)

Umur: 12
Arti simbol: ruang
Lokasi simbol: telapak kaki kanan
Keahlian: meramu tumbuhan menjadi obat, menyerang dengan jarum, dan melindungi dengan keranjang besi
Gemuk, pendek, gagap, penakut, dan cengeng. Dilihat dari mana pun, Hatsui tak punya kualitas sebagai Seishi. Sifatnya yang selalu ketakutan ini dikarenakan masa lalu yang menyedihkan. Setelah hidup sebatang kara, orang-orang memaksa Hatsui membayar hutang orang tuanya yang telah meninggal. Karena terdesak, tanpa sadar ia membunuh mereka. Hatsui lalu melarikan diri ke gunung dan bertemu Phen yang memperdayanya untuk membunuh siapa pun yang mendekati gunung, sehingga di luar keinginannya, Hatsui menjadi musuh warga desa. Setelah bertemu Takiko, Hatsui membulatkan tekad menjadi Seishi. Sayang penderitaannya berlanjut, karena sejak bergabung dengan Takiko cs, Hatsui jadi obyek keusilan Tomite ^^;

Roh batu Seimei (Namame)

Arti simbol: dinding
Lokasi simbol: belakang kepala
Keahlian: menguasai bebatuan, mengubah bentuk, dan menciptakan benda-benda atau makhluk dari batu
Kalau terbiasa dengan Seishi manusia, apa pendapatmu tentang Namame? Namame adalah roh batu Seimei yang bisa berubah menjadi bentuk yang diperlukannya, mulai dari perkakas sampai monster batu. Tapi wujud faforitnya adalah boneka batu kecil dengan 2 bulatan mata yang tidak sama besar. Namame tidak berbicara layaknya manusia. Karena itu, Takiko harus mempelajari dulu bahasa batu Seimei sebelum berhasil mengajak Namame bergabung menjadi Seishi Genbu.

Emutato Chen (Hikitsu)

Umur: 21
Arti simbol: gayung (apa ya istilah kerennya? ^^;)
Lokasi simbol: mata kanan
Keahlian: menguasai air, membaca pikiran dan memori seseorang
Keunikan Hikitsu ada pada simbol Seishi di mata kanannya. Siapa pun yang melihat simbol itu, akan menyaksikan kembali masa lalu. Hikitsu sebenarnya bersahabat dengan Tomite sejak kecil. Karena kesalahpahaman yang rumit, mereka berdua terpisah dan menyimpan dendam yang belum jelas kebenarannya. Berkat Takiko, Tomite dan Hikitsu tidak hanya rukun kembali, tapi juga menetapkan diri sebagai saudara. Hikitsu yang tenang dan Tomite yang berapi-api. Beda kepribadian ini tidak mengurangi kecocokan mereka. Roh keduanya bahkan muncul bersama dalam serial Fushigi Yuugi sebagai penjaga permata Genbu.

Inami

Arti simbol: lembu
Lokasi simbol: perut
Keahlian: menjerat dan menyerang dengan rambut
Inami adalah 'penghibur' senior di salah satu rumah bordil negeri Konan. Sifatnya kasar cenderung kejam. Karena suatu hal ia tidak menyukai Takiko sebagai Priestess, bahkan menantangnya duel. Inami baru keluar di komik terbaru Genbu Kaiden yang belum tamat, karenanya tidak banyak info tentang Seishi ini.

Urumiya
Arti simbol: bahaya
Belum ada info apa pun, karena Seishi terakhir ini belum muncul.

Shigi & Hien

2 jenderal dari negeri Kutou. Meski beda sifat, keduanya sama-sama kejam. Wajah ramah dan senyum lembut Shigi menyembunyikan sifat aslinya yang tak berperikemanusiaan. Sementara Hien yang temperamental, susah menahan diri untuk tidak membuat onar. Hien punya dendam pribadi pada Uruki yang membuatnya kehilangan tangan. Keduanya menjalankan tugas dari pangeran negeri Kutou untuk merebut Hokkan dan menggagalkan usaha Takiko cs memanggil Genbu.

Soruen

Selama beberapa generasi, keluarga Soruen mengabdi dan menjadi pelindung keluarga kerajaan Hokkan. Ayah Soruen yang memilih melindungi Uruki kecil, tewas di tangan raja Hokkan. Setelah itu, Soruen melanjutkan tugas sang ayah melindungi Uruki. Meski Uruki menganggap Soruen sebagai teman atau saudara, tampaknya ia lebih senang memposisikan diri sebagai abdi.

Haagasu

Pembunuh bayaran raja Hokkan yang bertugas membunuh Uruki. Meskipun asli dari Hokkan, ia bekerja sama dengan Shigi dan Hien karena persamaan tujuan. Bukan cuma penampilannya yang sangar, Haagasu juga punya kekuatan yang susah ditandingi para Seishi. Ia bisa menyerap kekuatan lawan dan memakainya untuk menyerang balik. Sejauh ini, ia sudah mencuri kekuatan Seishi milik Uruki dan Tomite.

Einosuke Okuda

Seperti pada Fushigi Yuugi, harus ada seseorang di dunia nyata yang membaca buku 'Universe of the Four Gods of Heaven and Earth' agar petualangan para tokoh di dalamnya terus berlangsung. Dalam Genbu Kaiden, Einosuke-lah yang menjalankan peran ini. Berkat ia juga, buku berkekuatan gaib itu tercipta. Einosuke dan putrinya punya hubungan yang tidak harmonis. Takiko selalu merasa dicampakkan karena Einosuke menginginkan anak laki-laki dan lebih mementingkan pekerjaan daripada keluarga. Baru setelah mengikuti petualangan Takiko dalam buku, ia menyadari perasaan dan kesedihan putrinya.

Taiitsukun

Satu-satunya tokoh dalam Genbu Kaiden yang juga hidup di Fushigi Yuugi adalah Taiitsukun. Tentu saja, karena ia adalah kaisar langit yang menciptakan "Universe of the Four Gods of Heaven and Earth". Kalau pada Fushigi Yuugi ia terlihat sudah sangat tua, di Genbu Kaiden ia adalah seorang anak kecil misterius yang kadang muncul untuk memberi petunjuk pada Takiko.

"I always want to be needed by others. And now these people need me! That's why i'm going to be Priestess and summon Genbu!" (Takiko Okuda, vol: 1)

Saat memutuskan menjadi tokoh penting dalam buku, Takiko tak pernah memikirkan endingnya. Yang ia tahu cuma berusaha demi rakyat Hokkan. Kalau pun kisahnya tak berakhir sesuai harapan, setidaknya Takiko sudah mendapat apa yang paling diinginkannya. Dibutuhkan banyak orang. Takiko bukan lagi orang yang tercampakkan.

Kisah tidak hanya ada dalam buku. Kehidupan sendiri adalah kisah dimana kita menjadi hero/heroine-nya. Bakal happy ending atau tidak, bukanlah hal penting. Karena yang paling kita butuhkan adalah PROSES menuju ending cerita. Life is about process, isn't it?